Rabu, 29 Mei 2013

jatuh cinta dalam islam


Jatuh cinta??? Kata-kata itu tidak asing lagi bagi para remaja saat ini. Mereka yang baru baligh, memliki rasa ingin tahu yang amat tinggi. Terlebih dengan lawan jenis yang hakikatnya bebeda fisiknya dengan dirinya sendiri. Gelora syahwat yang mulai muncul akibat rangsangan dari luar, akan berbahaya jika dikeluarkan di tempat yang tidak semestinya.
Awalnya hanya bertemu dan kemudian saling berpandangan. Sesampainya di rumah, hati pun gelisah. Rasa ingin tahu tidak bisa dikendalikan lagi dan ingin mencari tahu siapa sebenanrnya sosok orang yang menarik perhatian tadi. Berta’ruf pun menjadi jalan yang di tempuh dalam meluapkan rasa keingintahuan tadi. Setelah dekat, akhirnya pun saling berucap janji untuk menjadi pasangan kekasih yang setia. Dan ketika ditanya mengapa pacaran? Kan tidak sesuai dengan Islam? Mereka dengan polosnya menjawab, “kita sudah saling cinta, dan akan berpacaran secara sehat kok. Nggak akan macam-macam.” Jawaban seperti ini banyak dilontarkan para remaja kita. Dan sebagian besar dari mereka, hanya ucapan belaka. Sesehat-sehatnya orang yang berpacaran, tetap saja akan berbuat “kelewatan” dan tentunya melanggar hukum syara’.
Inilah gambaran kecil perilaku para remaja muslim saat ini. Anggapan mereka bahwa pacaran boleh-boleh saja asal tidak melanggar peraturan. Memang aktivitas seperti apakah dahulu yang disebut sebagai pacaran itu. Jika pacaran diartikan ta’aruf untuk mencari seorang istri, tidak masalah. Tetapi jika pacaran itu diartikan hubungan dekat dengan lawan jenis dan bukan mahromnya, itulah yang melanggar aturan islam. Ada yang mengelak lagi,”kita pacarannya cuma smsan kok. Nggak pernah ketemu.” Mungkin sekilas benar, tetapi dengan smsan seseorang akan membayangkan orang yang di ajak smsan itu, dan lama-kelaman ingin bertemu. Padahal Rosul telah bessabda: “Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahram.” (HR. Bukhari dan Muslim). Walaupun kenyataannya tidak berduaan, tetapi dengan dibantu teknolgi, smsan atau telfon tidak berbeda jauh dengan bertemu tatap muka. Jika berkomunikasinya berkempentingan dan tidak melanggar hukum syara, itu yang di perbolehkan dalam islam.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah mereka yang menganggap pacaran seperti apapun boleh-boleh saja. “Kalau tidak pacaran, maka tidak gaul.” Banyak yang melontarkan kata-kata itu. Walaupun mereka sudah diberi tahu akibat dari hubungan dekat dengan lawan jenis yang bukan mahromnya, mereka malah menyangkal “hidup-hidup guwe, terserah guwe dong.” Inilah paham kebebasan yang telah merasuki pikiran umat muslim yang disebarkan oleh kaum barat. Kaum kafir yang dari zaman Rosul sudah tidak senang terhadap umat muslim, saat ini sudah berhasil menaklukan umat muslim. Bukan dengan cara peperangan. Karena umat islam jika diperangi mereka malah bertambah kuat. Tetapi dengan cara halus yaitu membuat umat muslim benci dengan kemusliman mereka sendiri. Kaum kafir yang saat ini menguasai sebagian besar centra kehidupan di seluruh dunia, bisa dengan mudah mengntrol pergerakan yang tidak sesuai dengan tujuan mereka. Salah satunya dengan menyebarkan paham liberalisme dan kapitalisme. Kaum kafir yang juga menguasai media, membuat standar kehidupan yang sesuai dengan keinginan mereka. Terlebih lagi mereka bertujuan untuk menghancurkan umat islam. Allah berfirman:“Dan orang-orang Yahudi dan Nasharani tidak akan rela terhadap dirimu sampai dirimu mengikuti agama mereka.” [Al Baqarah: 120].
Kaum kafir juga membuat standar yang namanya “cinta.” Mereka mencekoki umat muslim arti cinta menurut mereka. Mereka membuat standar bahwa cinta adalah jika hati bergejolak penuh syahwat dengan lawan jenisnya. Dan mereka mencontohkan dengan aktivitas pacaran. Pacaran yang dicontohkannya ialah aktiviatas yang berbau seksual dan pacaran ini untuk memenuhi kebutuhan syahwat. Sehingga anak remaja muslim saat ini tidak sedikit yang meniru dan terjerumus jebakan kaum kafir, sehingga masa depan mereka pun hancur oleh kenikmatan semua dunia.
Kalau di telaah lagi, makna cinta yang sebenanya adalah bagaimana seseorang itu berkorban dengan apa yang dia punya untuk sesuatu yang dicintainya. Jika kita mencintai ibu kita, maka kita akan menuruti segala hal apa yang diperintahkan oleh ibu kita. Ini sama halnya dengan cinta kita terhadap Allah dan Rosul kita. Apa yang dipertintahkan oleh Allah, apa yang dilarangNya, apa yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW, maka kita harus melakukannya. Kerana cinta kepada Allah adalah cinta yang tertinggi. Jika kita benar-benar mencintai Allah, maka hendaknya kita harus memberi segala sesuatu yang kita punya untuk dikorbankan kepada Allah SWT. lantas apakah keuntungan buat kita, jika kita cinta mati terhadap Allah SWT.? Tentunya kita akan mendapat ganjaran tertinggi, yaitu surganya Allah SWT.
“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha 

Senin, 20 Mei 2013

masya allah , kehebatan ayat kursi yang terjadi di amerika




Ini kisah nyata dari Amerika (US) sekitar tahun 2006. Pengalaman nyata seorang muslimah asal Asia yang mengenakan jilbab.

Suatu hari wanita ini berjalan pulang dari bekerja dan agak kemalaman . Suasana jalan setapak sepi . Ia melewati jalan pintas.

Di ujung jalan pintas itu, dia melihat ada sosok pria Kaukasian. Ia menyangka pria itu seorang warga Amerika . Tapi perasaan wanita ini agak was-was karena sekilas raut pria itu agak mencurigakan seolah ingin mengganggunya.

Dia berusaha tetap tenang dan membaca kalimah Allah. Kemudian dia lanjutkan dengan terus membaca Ayat Kursi berulang-ulang seraya sungguh-sungguh memohon perlindungan Allah swt. Meski tidak mempercepat langkahnya, ketika ia melintas di depan pria berkulit putih itu, ia tetap berdoa. Sekilas ia melirik ke arah pria itu. Orang itu asik dengan rokoknya, dan seolah tidak mempedulikannya.

Keesokan harinya , wanita itu melihat berita kriminal, seorang wanita melintas di jalan yang sama dengan jalan yang ia lintasi semalam. Dan wanita itu melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di lorong gelap itu. Karena begitu ketakutan, ia tidak melihat jelas pelaku yang katanya sudah berada di lorong itu ketika perempuan korban ini melintas jalan pintas tersebut.

Hati muslimah ini pun tergerak karena wanita tadi melintas jalan pintas itu hanya beberapa menit setelah ia melintas di sana. Dalam berita itu dikabarkan wanita itu tidak bisa mengidentifikasi pelaku dari kotak kaca, dari beberapa orang yang dicurigai polisi.

Muslimah ini pun memberanikan diri datang ke kantor polisi, dan memberitahukan bahwa rasanya ia bisa mengenali sosok pelaku pelecehan kepada wanita tersebut, karena ia menggunakan jalan yang sama sesaat sebelum wanita tadi melintas.

Melalui kamera rahasia, akhirnya muslimah ini pun bisa menunjuk salah seorang yang diduga sebagai pelaku. Iia yakin bahwa pelakunya adalah pria yang ada di lorong itu dan mengacuhkannya sambil terus merokok .

Melalui interogasi polisi akhirnya orang yang diyakini oleh muslimah tadi mengakui perbuatannyaa. Tergerak oleh rasa ingin tahu, muslimah ini menemui pelaku tadi dan didampingi oleh polisi.

Muslimah : “Apa Anda melihat saya? Saya juga melewati jalan itu beberapa menit sebelum wanita yang kauperkosa itu? Mengapa Anda hanya menggangunya tapi tidak mengganggu saya? Mengapa Anda tidak berbuat apa-apa padahal waktu itu saya sendirian?”

Penjahat : “Tentu saja saya melihatmu malam tadi. Anda berada di sana malam tadi beberapa menit sebelum wanita itu. Saya tidak berani mengganggu Anda. Aku melihat ada dua orang besar di belakang Anda pada waktu itu. Satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan Anda.”

Muslimah itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Hatinya penuh syukur dan terus mengucap syukur. Dengkulnya bergetar mendengar penjelasan pelaku kejahatan itu, ia langsung menyudahi interview itu dan minta diantar keluar dari ruang itu oleh polisi.

***

Semua surat dalam al-Qur’an adalah surat yang agung dan mulia. Demikian juga seluruh ayat yang dikandungnya. Namun, Allah Subhanahu wa ta’ala dengan kehendak dan kebijaksanaanNya menjadikan sebagian surat dan ayat lebih agung dari sebagian yang lain.

Syaikh Umar Sulaiman Al Asyqar berkata, ”Yang paling baik digunakan untuk melawan jin yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah dzikrullah (dzikir kepada Allah) dan bacaan Al Qur`an. Dan yang paling besar dari itu ialah bacaan ayat kursi, karena sesungguhnya orang yang membacanya akan selalu dijaga oleh penjaga dari Allah, dan ia tidak akan didekati oleh setan sampai Subuh, sebagaimana telah shahih hadits tentang itu”. 

Selasa, 14 Mei 2013

detik-detik wafat rasulullah



PAGI itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya tengah menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.

“Siapakah itu, wahai anakku?”

“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.

Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)

“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?”  Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.

“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.

“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”

“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’,” kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

“Jijikkah engkau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii. ummatii. ummatii.”

“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”

‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.” 

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan: 

”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”

Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.

Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.” 

Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” 

Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”

Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.” 

‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.

Allahumma shali'alla sayyidina wa mawlana Muhammad...

Kamis, 02 Mei 2013

Laris-Manis di Bulan Ramadan REZEKI & IBADAH JALAN BERIRINGAN Memasuki bulan Ramadan peta program televisi berubah. Seperti menangguk berkah, ada sejumlah selebriti yang cukup menonjol menggawangi sejumlah acara. Sulit dipungkiri, sosok mereka jadi daya tarik buat stasiun televisi untuk menyemarakkan program Ramadan. Ada, lo, yang terpaksa menolak tawaran job agar masih punya waktu bersama keluarga. Ineke Koesherawati Ada yang Terpaksa Ditolak Seperti yang sudah-sudah, Ramadan kali ini pun wajah cantik Ineke Koesherawati nyaris setiap hari menyapa pemirsa layar kaca. Istri dari Fahmi Darmawansyah ini memang satu dari sedikit artis favorit para produser acara teve, yang diyakini mampu menyedot perhatian khalayak khususnya pada bulan Ramadan. Keyakinan para produser ini sepertinya tak salah. Selain karena figur Ineke yang sudah beberapa tahun ini menutup aurat dan jauh dari gosip miring memang layak untuk dijadikan tauladan, kemampuan akting dan presenting Ine juga patut diancungkan jempol. Selain itu, Ine juga bukan artis yang aji mumpung. Selektivitas Ine dalam memilih peran terlihat dari seringnya perempuan bertubuh semampai ini menolak tawaran membintangi sinetron religi yang belakangan marak di berbagai stasiun televisi. "Ada yang terpaksa aku tolak karena memang enggak pas waktunya. Tapi banyak juga yang kutolak karena enggak cocok dengan ceritanya." Ine juga tak pernah ragu menolak sinetron religi yang dibungkus hal mistis, meski dirinya dijanjikan bayaran amat tinggi. "Sinetron yang seperti itu aku hindari. Aku bahkan prihatin, sinetron religi belakangan ini banyak yang menjurus pada cerita horor. Isinya tentang setan semua. Aku enggak suka. Memang, Allah menciptakan jin. Tetapi, apa yang digambarkan sinetron-sinetron itu, berlebihan dan seperti membodohi masyarakat." Sebenarnya, Ine mengaku amat bahagia jika bisa terlibat dalam sinetron maupun acara-acara yang bernuansa agama. "Apalagi kalau konsep atau ceritanya memang bagus. Dengan begitu, kerjaku benar-benar ibadah. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi insya Allah juga bermanfaat untuk orang lain," jelas Ine sambil tersenyum manis. Alasan itu pulalah yang membuat Ine tak ragu-ragu untuk menerima berbagai tawaran kerja selama Ramadan. "Aku itu justru senang punya banyak kegiatan. Enggak betah rasanya kalau hanya diam dan bengong di rumah," ujar perempuan yang selama Ramadan ini harus syuting untuk 4 acara. "Sinetron Mutiara Hati dan program Sahur Untuk Semua. Keduanya tayang di SCTV. Selain itu, saya juga jadi host di program Jalan Takwa (SCTV) dan Sebuah Kesaksian (Lativi)." Meski begitu, "Jadwalku enggak sepadat yang diduga banyak orang, kok. Untuk sinetron, kami sudah syuting jauh-jauh hari. Jadi sekarang lebih santai, hanya melengkapi yang kurang-kurang." Sementara Sahur Untuk Semua, "Aku enggak ambil full 30 episode, melainkan hanya 10 episode. Tadinya SCTV minta 15 episode, sementara aku inginnya cuma 5 episode aja. Akhirnya diambil jalan tengah, 10 episode." Kok, hanya sedikit? "Aku enggak mau keteteran. Tahun lalu, aku mau full mengisi program sahur di RCTI, karena enggak nerima kerjaan yang lain. Jadi siangnya aku masih bisa istirahat di rumah. Nah, tahun ini, kan, aku masih ada syuting sinetron dan acara lainnya. Jadi, harus lebih mengatur waktu," jelas Ine yang akhirnya malah jadi bisa lebih banyak menemani sang suami bersantap sahur. "Sebenarnya suamiku enggak pernah punya permintaan khusus, seperti ditemani sahur. Tapi memang, hikmah dari keputusan hanya mengambil 10 episode acara sahur ini, aku dan suami jadi bisa sering sahur bersama. Dan ini bikin suamiku senang minta ampun," ujar Ine yang sebisanya selalu menyiapkan makanan dan minuman untuk sang suami sahur dan berbuka. "Kalau untuk berbuka, aku memang maunya selalu bareng suami. Buatku hal ini wajib, harus hukumnya. Makanya, setiap kali ada tawaran kerja atau acara yang waktunya bertepatan dengan Ramadan, jauh-jauh hari aku sudah menetapkan syarat, 'Selama Ramadan hanya bisa syuting atau kerja hingga jam 17.00.' Alhamdulillah, sejauh ini syarat itu selalu bisa terpenuhi." Deddy Mizwar Pemain Sekaligus Sutradara Ramadan kali ini, bisa dibilang Deddy Mizwar lebih sibuk dibanding hari biasa. Selain barmain di sinetron Demi Masa (DM), ia juga terlibat di sinetron Kiamat Sudah Dekat (KSD), dan acara sahur Sahur Untuk Semua yang ditayangkan setiap hari di SCTV. Dua sinetron yang dimainkannya merupakan karya rumah produksi miliknya, Demi Gisela Citra Sinema. Sampai Ramadan berjalan sepertiga waktu, tiap hari ia masih syuting. Kesibukannya bertambah karena di sinetron KSD, ia juga merangkap sebagai sutradara. "Tapi seminggu lagi Demi Masa selesai syuting. Jadi nanti agak longgar waktunya," tutur Deddy lega. Ditanya soal membagi waktu antara pekerjaan dan ibadah di bulan Ramadan, ia menjawab diplomatis. "Sebenarnya itu juga biasa saja, kok. Bekerja juga adalah ibadah. Aneh kalau kerja bukan ibadah. Apalagi, dua sinetron ini punya pesan moral yang tinggi," ujarnya. Dalam KSD, ia berusaha menawarkan tiga pemikirannya. Pertama, belajar agama menarik bagi siapa saja. "Kedua, mengingatkan orang bahwa kiamat memang sudah dekat, jadi segeralah bertobat. Ketiga, komunitas atau kelompok yang biasanya kita lihat seolah jauh dari agama, ternyata membutuhkan Tuhan juga," ujarnya. Meski sinetron ini juga mengambil cerita para rocker dan mengandung unsur komedi, Deddy mengatakan sinetron ini digarap dengan sangat serius. "Kalaupun akhirnya muncul tawa setelah menontonnya, itu adalah tawa yang perlu direnungkan," tuturnya berfilosofi. Selain tampil di sinetron dan variety show, ia juga muncul di layar kaca karena membintangi iklan makanan sosis dan obat mag versi Ramadan. "Soal iklan tidak ada yang istimewa. Selama jenis iklannya tidak sama, boleh saja diambil. Jadi tidak ada batasan tertentu dalam mengambil tawaran iklan," paparnya. Soal rezeki yang "membanjir" ini, Deddy merasa hal itu terjadi tidak hanya di bulan Ramadan. "Setiap hari kita punya banyak rezeki. Rezeki, kan, tidak hanya berupa harta," tutur pria yang berencana menghabiskan Lebaran di Jakarta bersama keluarga besarnya ini merendah. Manajemen Qolbu Televisi Memasok 6 Stasiun Televisi Tak salah lagi, tiap Ramadan merupakan masa panen MQTV (Manajemen Qolbu Televisi) pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym. Tercatat 6 stasiun televisi, yaitu RCTI, TPI, TransTV, SCTV, TV7, dan antv, bekerja sama dengan MQTV dalam menyuguhkan program acara Ramadan. Di 6 stasiun televisi tersebut, terdapat 8 program talk show dan sinetron yang diproduksi sendiri oleh MQTV. Sedangkan dalam 3 acara lainnya, yaitu Kumandang Cinta (RCTI), road show Rindu Menebar Amal (RCTI) dan siaran langsung Indahnya Kebersamaan Special Ramadan (SCTV), MQTV berperan menyelenggarakan kegiatan off air-nya. Direktur MQTV, Dudung Abdul Ghany, mengaku dalam setahun belakangan ini, perusahaan yang berdiri tahun 2002 itu memang berkembang sangat pesat. "Setiap tahun memang ada perkembangan. Tahun lalu kami memproduksi 5 program acara. Tahun ini, alhamdulillah, sudah bisa 8," ungkap Dudung yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu (15/10). Kesuksesan MQTV mendulang emas di Ramadan tahun ini, menurut Dudung, didukung oleh tiga faktor utama. "Yang pertama, kami bisa berhasil karena konten atau isi acara yang kami produksi. Manajemen Qolbu itu sangat melekat di hati masyarakat, dan itu merupakan kekuatan utama, membuat kami tetap konsisten. Faktor kedua adalah networking. Kami menjaga hubungan baik dengan semua stasiun TV. Jualan program acara, kan, bukan seperti jualan kue. Kami berusaha menjual kreativitas, akan ada pembicaraan panjang dengan stasiun TV yang mau bekerja sama. Yang ketiga, dukungan masyarakat. Ini bisa dilihat dari rating. Ketiga faktor ini menjadi penentu kesuksesan kami," jelas Dudung. Jangan heran jika kemudian MQTV dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit. Walau enggan menyebut jumlah pastinya, Dudung mengaku nilai kontrak tahun ini secara keseluruhan, meningkat sangat besar dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, "Peningkatannya mencapai 70 persen dari tahun lalu. Tapi yang terpenting, kan, bukan itu. Kami mendirikan perusahaan ini karena ingin lebih luas dalam berdakwah, bukan murni bisnis," ujar Dudung



Laris-Manis di Bulan RamadanREZEKI & IBADAH JALAN BERIRINGAN
Memasuki bulan Ramadan peta program televisi berubah. Seperti menangguk berkah, ada sejumlah selebriti yang cukup menonjol menggawangi sejumlah acara. Sulit dipungkiri, sosok mereka jadi daya tarik buat stasiun televisi untuk menyemarakkan program Ramadan. Ada, lo, yang terpaksa menolak tawaran job agar masih punya waktu bersama keluarga. 

Ineke Koesherawati
Ada yang Terpaksa Ditolak


Seperti yang sudah-sudah, Ramadan kali ini pun wajah cantik Ineke Koesherawati nyaris setiap hari menyapa pemirsa layar kaca. Istri dari Fahmi Darmawansyah ini memang satu dari sedikit artis favorit para produser acara teve, yang diyakini mampu menyedot perhatian khalayak khususnya pada bulan Ramadan.
KLIK - Detail
Keyakinan para produser ini sepertinya tak salah. Selain karena figur Ineke yang sudah beberapa tahun ini menutup aurat dan jauh dari gosip miring memang layak untuk dijadikan tauladan, kemampuan akting dan presenting Ine juga patut diancungkan jempol. Selain itu, Ine juga bukan artis yang aji mumpung.

Selektivitas Ine dalam memilih peran terlihat dari seringnya perempuan bertubuh semampai ini menolak tawaran membintangi sinetron religi yang belakangan marak di berbagai stasiun televisi. "Ada yang terpaksa aku tolak karena memang enggak pas waktunya. Tapi banyak juga yang kutolak karena enggak cocok dengan ceritanya."

Ine juga tak pernah ragu menolak sinetron religi yang dibungkus hal mistis, meski dirinya dijanjikan bayaran amat tinggi. "Sinetron yang seperti itu aku hindari. Aku bahkan prihatin, sinetron religi belakangan ini banyak yang menjurus pada cerita horor. Isinya tentang setan semua. Aku enggak suka. Memang, Allah menciptakan jin. Tetapi, apa yang digambarkan sinetron-sinetron itu, berlebihan dan seperti membodohi masyarakat."

Sebenarnya, Ine mengaku amat bahagia jika bisa terlibat dalam sinetron maupun acara-acara yang bernuansa agama. "Apalagi kalau konsep atau ceritanya memang bagus. Dengan begitu, kerjaku benar-benar ibadah. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi insya Allah juga bermanfaat untuk orang lain," jelas Ine sambil tersenyum manis.

Alasan itu pulalah yang membuat Ine tak ragu-ragu untuk menerima berbagai tawaran kerja selama Ramadan. "Aku itu justru senang punya banyak kegiatan. Enggak betah rasanya kalau hanya diam dan bengong di rumah," ujar perempuan yang selama Ramadan ini harus syuting untuk 4 acara. "Sinetron Mutiara Hati dan program Sahur Untuk Semua. Keduanya tayang di SCTV. Selain itu, saya juga jadi host di program Jalan Takwa (SCTV) dan Sebuah Kesaksian (Lativi)."

Meski begitu, "Jadwalku enggak sepadat yang diduga banyak orang, kok. Untuk sinetron, kami sudah syuting jauh-jauh hari. Jadi sekarang lebih santai, hanya melengkapi yang kurang-kurang." Sementara Sahur Untuk Semua, "Aku enggak ambil full 30 episode, melainkan hanya 10 episode. Tadinya SCTV minta 15 episode, sementara aku inginnya cuma 5 episode aja. Akhirnya diambil jalan tengah, 10 episode."

Kok, hanya sedikit? "Aku enggak mau keteteran. Tahun lalu, aku mau full mengisi program sahur di RCTI, karena enggak nerima kerjaan yang lain. Jadi siangnya aku masih bisa istirahat di rumah. Nah, tahun ini, kan, aku masih ada syuting sinetron dan acara lainnya. Jadi, harus lebih mengatur waktu," jelas Ine yang akhirnya malah jadi bisa lebih banyak menemani sang suami bersantap sahur.

"Sebenarnya suamiku enggak pernah punya permintaan khusus, seperti ditemani sahur. Tapi memang, hikmah dari keputusan hanya mengambil 10 episode acara sahur ini, aku dan suami jadi bisa sering sahur bersama. Dan ini bikin suamiku senang minta ampun," ujar Ine yang sebisanya selalu menyiapkan makanan dan minuman untuk sang suami sahur dan berbuka.

"Kalau untuk berbuka, aku memang maunya selalu bareng suami. Buatku hal ini wajib, harus hukumnya. Makanya, setiap kali ada tawaran kerja atau acara yang waktunya bertepatan dengan Ramadan, jauh-jauh hari aku sudah menetapkan syarat, 'Selama Ramadan hanya bisa syuting atau kerja hingga jam 17.00.' Alhamdulillah, sejauh ini syarat itu selalu bisa terpenuhi."

Deddy Mizwar
Pemain Sekaligus Sutradara


Ramadan kali ini, bisa dibilang Deddy Mizwar lebih sibuk dibanding hari biasa. Selain barmain di sinetron Demi Masa (DM), ia juga terlibat di sinetron Kiamat Sudah Dekat (KSD), dan acara sahur Sahur Untuk Semua yang ditayangkan setiap hari di SCTV. Dua sinetron yang dimainkannya merupakan karya rumah produksi miliknya, Demi Gisela Citra Sinema. Sampai Ramadan berjalan sepertiga waktu, tiap hari ia masih syuting.

KLIK - DetailKesibukannya bertambah karena di sinetron KSD, ia juga merangkap sebagai sutradara. "Tapi seminggu lagi Demi Masa selesai syuting. Jadi nanti agak longgar waktunya," tutur Deddy lega.

Ditanya soal membagi waktu antara pekerjaan dan ibadah di bulan Ramadan, ia menjawab diplomatis. "Sebenarnya itu juga biasa saja, kok. Bekerja juga adalah ibadah. Aneh kalau kerja bukan ibadah. Apalagi, dua sinetron ini punya pesan moral yang tinggi," ujarnya.
Dalam KSD, ia berusaha menawarkan tiga pemikirannya. Pertama, belajar agama menarik bagi siapa saja. "Kedua, mengingatkan orang bahwa kiamat memang sudah dekat, jadi segeralah bertobat. Ketiga, komunitas atau kelompok yang biasanya kita lihat seolah jauh dari agama, ternyata membutuhkan Tuhan juga," ujarnya.

Meski sinetron ini juga mengambil cerita para rocker dan mengandung unsur komedi, Deddy mengatakan sinetron ini digarap dengan sangat serius. "Kalaupun akhirnya muncul tawa setelah menontonnya, itu adalah tawa yang perlu direnungkan," tuturnya berfilosofi.
Selain tampil di sinetron dan variety show, ia juga muncul di layar kaca karena membintangi iklan makanan sosis dan obat mag versi Ramadan. "Soal iklan tidak ada yang istimewa. Selama jenis iklannya tidak sama, boleh saja diambil. Jadi tidak ada batasan tertentu dalam mengambil tawaran iklan," paparnya.

Soal rezeki yang "membanjir" ini, Deddy merasa hal itu terjadi tidak hanya di bulan Ramadan. "Setiap hari kita punya banyak rezeki. Rezeki, kan, tidak hanya berupa harta," tutur pria yang berencana menghabiskan Lebaran di Jakarta bersama keluarga besarnya ini merendah.


Manajemen Qolbu Televisi
Memasok 6 Stasiun Televisi

Tak salah lagi, tiap Ramadan merupakan masa panen MQTV (Manajemen Qolbu Televisi) pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym. Tercatat 6 stasiun televisi, yaitu RCTI, TPI, TransTV, SCTV, TV7, dan antv, bekerja sama dengan MQTV dalam menyuguhkan program acara Ramadan. Di 6 stasiun televisi tersebut, terdapat 8 program talk show dan sinetron yang diproduksi sendiri oleh MQTV. Sedangkan dalam 3 acara lainnya, yaitu Kumandang Cinta (RCTI), road show Rindu Menebar Amal (RCTI) dan siaran langsung Indahnya Kebersamaan Special Ramadan (SCTV), MQTV berperan menyelenggarakan kegiatan off air-nya.

KLIK - DetailDirektur MQTV, Dudung Abdul Ghany, mengaku dalam setahun belakangan ini, perusahaan yang berdiri tahun 2002 itu memang berkembang sangat pesat. "Setiap tahun memang ada perkembangan. Tahun lalu kami memproduksi 5 program acara. Tahun ini, alhamdulillah, sudah bisa 8," ungkap Dudung yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu (15/10).

Kesuksesan MQTV mendulang emas di Ramadan tahun ini, menurut Dudung, didukung oleh tiga faktor utama. "Yang pertama, kami bisa berhasil karena konten atau isi acara yang kami produksi. Manajemen Qolbu itu sangat melekat di hati masyarakat, dan itu merupakan kekuatan utama, membuat kami tetap konsisten. Faktor kedua adalah networking. Kami menjaga hubungan baik dengan semua stasiun TV. Jualan program acara, kan, bukan seperti jualan kue. Kami berusaha menjual kreativitas, akan ada pembicaraan panjang dengan stasiun TV yang mau bekerja sama. Yang ketiga, dukungan masyarakat. Ini bisa dilihat dari rating. Ketiga faktor ini menjadi penentu kesuksesan kami," jelas Dudung.

Jangan heran jika kemudian MQTV dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit. Walau enggan menyebut jumlah pastinya, Dudung mengaku nilai kontrak tahun ini secara keseluruhan, meningkat sangat besar dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, "Peningkatannya mencapai 70 persen dari tahun lalu. Tapi yang terpenting, kan, bukan itu. Kami mendirikan perusahaan ini karena ingin lebih luas dalam berdakwah, bukan murni bisnis," ujar Dudung

Akhir Tragis Sebuah Kisah Cinta


"DIK, AKU MEMANG INGIN MATI BERSAMAMU"

Inilah sebuah cerita asmara berujung darah. Karena kekasihnya menikah dengan pria lain, lelaki sok jagoan ini marah-marah. Bukan hanya ancaman, pisau pun bicara.

Benar kata orang, cinta memang buta. Saking butanya, bisa jadi gelap mata karena asmara ditolak. Itulah yang terjadi pada diri Agung Priyono (29) warga Jalan Bengawan Solo, Blitar (Jatim). Karena sakit hati tak bisa memiliki sang kekasih sebagai istri, Agung membabi buta menganiaya wanita yang sudah bersuami . Setelah itu, ia berusaha bunuh diri. Beruntung, keduanya masih bisa diselamatkan.

Cerita asmara berdarah ini terjadi Senin (10/10) lalu di Rumah Sakit (RS) Syuhada Haji, Blitar. Pagi itu Chuliati (28) yang sehari-hari berprofesi sebagai perawat, tengah sibuk mendampingi dokter melakukan pemeriksaan pasien. Belum lama ia mendampingi dokter, tiba-tiba Agung, mantan kekasihnya,datang menemui dirinya. "Kamu pilih aku atau Siswanto?" ujar Agung dengan nada keras dan tidak bersahabat.

KLIK - DetailBerkali-kali Siswanto mengutarakan pertanyaan itu. Melihat gelagat yang kurang baik, Chuliati mengajak Agung menuju ruang perawat. Chuliati mengku repot menjawab. Ia memang sudah jadi istri Siswanto. Di rahimnya juga bersemayam janin berusia empat bulan, buah cinta dengan suami yang menikahinya Juni 2005 lalu.

Namun, kalau menjawab 'Siswanto', Chuliati takut karena ia melihat sebilah pisau dari balik baju Agung, yang sepertinya sengaja ditunjukkan kepadanya. "Jadi saya kerepotan mau jawab apa? Saya hanya bisa berlaku halus supaya dia tak emosi," ujar Chuliati yang masih terbaring di RS. Syuhada, tempat biasa ia merawat pasien.

KALA PISAU BICARA
Kala itu, Chuliati berusaha menenangkan Agung. "Mas, sudahlah jangan malu-maluin. Masak di rumah sakit, kok, bawa-bawa pisau segala. Sudah jangan pakai gitulah," bujuk Chuliati. Bukan hanya Chuliati yang berusaha meredam emosi Agung. Yuli, kepala ruangan yang juga menyaksikan adegan itu, berusaha menenangkan Agung.

Mungkin merasa jengkel tak mendapat jawaban yang memuaskan hatinya, Agung mengeluarkan pisau dari balik bajunya. Secepat kilat pisau yang cukup besar itu diangkat tinggi-tinggi. Lalu, diayunkan dengan gerakan memotong jari-jarinya sendiri yag diletakkan di meja. Akibatnya, jari tengahnya langsung putus, sedangkan telunjuknya kiwir-kiwir.

Adegan mengerikan di depan matanya itu, membuat Chuliati nyaris pingsan. Belum sadar apa yang terjadi, Chuliati melihat Agung mengayunkan pisau ke tubuhnya. Berkali-kali sampai Chuliati tak ingat lagi. Yang pasti ia merasakah pedih karena luka di belakang telinga, perut bagian atas, dan dua jari tangan karena ia berusaha menangkis.

Samar-samar Chuliati juga melihat, Agung seperti orang kalap. Setelah itu, Agung merobek perutnya sendiri dengan pisau di tangannya sampai luka parah. Rupanya, Agung berniat mati bersama Chuliati. Setelah melukai dirinya sendiri, tubuh Agung lunglai dan jatuh terlentang. Pisau di tangannya sudah terlepas.

Saat itulah, Chuliati menggeliat dan berusaha berdiri. Menyaksikan Chuliati masih bertahan, Agung kembali beringas. Kembali pisau digenggam. Ia beberapa kali melukai paha kiri Chuliati. "Dia baru berhenti melukai saya,setelah ia tak berhasil menarik pisau yang menancap di paha saya," ujar Chuliati menceritakan peristiwa tragis itu. Di saat jatuh terlentang, Agung berkata, "Dik, aku memang ingin mati denganmu."

Seketika itu juga, RS gempar. Langsung saja Chuliati digotong rekan-rekannya masuk ruang operasi. Lukanya lumayan berat. Chuliati masih merasa beruntung karena anak dalam kandungannya tak ikut jadi korban. "Alhamdulillah, setelah dirontgent, bayi saya sehat-sehat saja," ujar Chuli.

Sementara itu, Agung yang juga bersimbah darah dibawa polisi ke RS Mardi Waluyo. Dari empat jarinya yang luka, hanya dua yang bisa diselamatlkan. Jari tengah dan telunjuk tak bisa disambung lagi. Sedangkan luka menganga di perut berhasil dijahit melalui proses operasi.

BERMULA SALING CURHAT
Mengapa peristiwa berdarah itu terjadi? Ceritanya ternyata cukup panjang dan berliku. Tragedi berdarah itu berawal dari hubungan asmara keduanya. Chuliati, sebenarnya adalah mantan kakak ipar Agung. Chuliati pernah menikah dengan Zainal Arifin yang tak lain adalah kakak kandung Agung. Pernikahan Chuliati dan Zainal retak. Puncaknya, tahun 2003 mereka pisah ranjang.

Menurut Chuliati, perpisahan itu dipicu karena suaminya tak punya pekerjaan. "Dia tak berusaha untuk mencari pekerjaan. Praktis hanya saya yang berusaha mencari nafkah. Bagi saya itu adalah persoalan prinsip karena menyangkut tanggung jawab suami. Saya pun memutuskan pisah darinya," ujar Chuliati menceritakan.

Nah, di penghujung perpisahan dengan suaminya, dalam waktu bersamaan Agung juga tengah bermasalah dengan istrinya. Ia yang semula tinggal bersama istrinya menjadi sering pulang ke rumah orang tuanya. Sama-sama bermasalah, keduanya saling curhat. "Ia juga menceritakan, rumah tangganya sedang retak," ujar Chuli polos.

Sering bertemu dan saling curhat, bertautlah kedua hati mereka. Mereka sama-sama mengisi kekosongan hati. Namun, setahun kemudian, Chuliati merasa ada gelagat kurang baik dalam diri Agung. Chuliati merasa dijadikan sapi perahan oleh Agung. "Dia selalu minta uang kepada saya, tapi dia sendiri tak mau kerja," tambahnya.

Selain itu, Chuli juga jengkel karena Agung berlaku kasar padanya. "Suatu kali, dia pernah kehilangan dompet. Dia yang enggak hati-hati, tapi justru saya saya yang dimarahi habis-habisan," ujar Chuliati seraya mengatakan, sepeda motornya sempat dijual oleh Agung dan uangnya dihabiskan.

Tak ada pilihan lain,Chuliati perlahan-lahan meninggalkan Agung. Chuliati juga menyarankan agar Agung kembali lagi kepada istri dan anaknya. "Saya pernah melihat, istri Agung datang ke rumah mertuanya. Saya curiga, sebenarnya Agung sudah pisah dari istrinya atau tidak. Kalau pisah, kok, istrinya masih datang ke rumah mertua. Makanya saya sarankan Agung untuk balik pada istrinya lagi saja," papar Chuli.

Namun, Agung tak mau cinta terlarang itu berakhir. Bahkan, Agung mengajak Chuliati untuk segera menikah. "Sebenarnya, saya tetap ingin pisah. Sayangnya, saya tak bisa tegas. Sebab, dia selalu mengancam akan membunuh kalau saya menolaknya," paparnya.  


Biografi Abu Muhammad Daud Teupin Gajah

ABU MUHAMMAD DAUD AL YUSUFI; Ulama Kharismatik dan Pimpinan Dayah Madinatuddiniya h Babussa'adah. Beliau adalah ulama kharisma...