Kamis, 02 Mei 2013

Laris-Manis di Bulan Ramadan REZEKI & IBADAH JALAN BERIRINGAN Memasuki bulan Ramadan peta program televisi berubah. Seperti menangguk berkah, ada sejumlah selebriti yang cukup menonjol menggawangi sejumlah acara. Sulit dipungkiri, sosok mereka jadi daya tarik buat stasiun televisi untuk menyemarakkan program Ramadan. Ada, lo, yang terpaksa menolak tawaran job agar masih punya waktu bersama keluarga. Ineke Koesherawati Ada yang Terpaksa Ditolak Seperti yang sudah-sudah, Ramadan kali ini pun wajah cantik Ineke Koesherawati nyaris setiap hari menyapa pemirsa layar kaca. Istri dari Fahmi Darmawansyah ini memang satu dari sedikit artis favorit para produser acara teve, yang diyakini mampu menyedot perhatian khalayak khususnya pada bulan Ramadan. Keyakinan para produser ini sepertinya tak salah. Selain karena figur Ineke yang sudah beberapa tahun ini menutup aurat dan jauh dari gosip miring memang layak untuk dijadikan tauladan, kemampuan akting dan presenting Ine juga patut diancungkan jempol. Selain itu, Ine juga bukan artis yang aji mumpung. Selektivitas Ine dalam memilih peran terlihat dari seringnya perempuan bertubuh semampai ini menolak tawaran membintangi sinetron religi yang belakangan marak di berbagai stasiun televisi. "Ada yang terpaksa aku tolak karena memang enggak pas waktunya. Tapi banyak juga yang kutolak karena enggak cocok dengan ceritanya." Ine juga tak pernah ragu menolak sinetron religi yang dibungkus hal mistis, meski dirinya dijanjikan bayaran amat tinggi. "Sinetron yang seperti itu aku hindari. Aku bahkan prihatin, sinetron religi belakangan ini banyak yang menjurus pada cerita horor. Isinya tentang setan semua. Aku enggak suka. Memang, Allah menciptakan jin. Tetapi, apa yang digambarkan sinetron-sinetron itu, berlebihan dan seperti membodohi masyarakat." Sebenarnya, Ine mengaku amat bahagia jika bisa terlibat dalam sinetron maupun acara-acara yang bernuansa agama. "Apalagi kalau konsep atau ceritanya memang bagus. Dengan begitu, kerjaku benar-benar ibadah. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi insya Allah juga bermanfaat untuk orang lain," jelas Ine sambil tersenyum manis. Alasan itu pulalah yang membuat Ine tak ragu-ragu untuk menerima berbagai tawaran kerja selama Ramadan. "Aku itu justru senang punya banyak kegiatan. Enggak betah rasanya kalau hanya diam dan bengong di rumah," ujar perempuan yang selama Ramadan ini harus syuting untuk 4 acara. "Sinetron Mutiara Hati dan program Sahur Untuk Semua. Keduanya tayang di SCTV. Selain itu, saya juga jadi host di program Jalan Takwa (SCTV) dan Sebuah Kesaksian (Lativi)." Meski begitu, "Jadwalku enggak sepadat yang diduga banyak orang, kok. Untuk sinetron, kami sudah syuting jauh-jauh hari. Jadi sekarang lebih santai, hanya melengkapi yang kurang-kurang." Sementara Sahur Untuk Semua, "Aku enggak ambil full 30 episode, melainkan hanya 10 episode. Tadinya SCTV minta 15 episode, sementara aku inginnya cuma 5 episode aja. Akhirnya diambil jalan tengah, 10 episode." Kok, hanya sedikit? "Aku enggak mau keteteran. Tahun lalu, aku mau full mengisi program sahur di RCTI, karena enggak nerima kerjaan yang lain. Jadi siangnya aku masih bisa istirahat di rumah. Nah, tahun ini, kan, aku masih ada syuting sinetron dan acara lainnya. Jadi, harus lebih mengatur waktu," jelas Ine yang akhirnya malah jadi bisa lebih banyak menemani sang suami bersantap sahur. "Sebenarnya suamiku enggak pernah punya permintaan khusus, seperti ditemani sahur. Tapi memang, hikmah dari keputusan hanya mengambil 10 episode acara sahur ini, aku dan suami jadi bisa sering sahur bersama. Dan ini bikin suamiku senang minta ampun," ujar Ine yang sebisanya selalu menyiapkan makanan dan minuman untuk sang suami sahur dan berbuka. "Kalau untuk berbuka, aku memang maunya selalu bareng suami. Buatku hal ini wajib, harus hukumnya. Makanya, setiap kali ada tawaran kerja atau acara yang waktunya bertepatan dengan Ramadan, jauh-jauh hari aku sudah menetapkan syarat, 'Selama Ramadan hanya bisa syuting atau kerja hingga jam 17.00.' Alhamdulillah, sejauh ini syarat itu selalu bisa terpenuhi." Deddy Mizwar Pemain Sekaligus Sutradara Ramadan kali ini, bisa dibilang Deddy Mizwar lebih sibuk dibanding hari biasa. Selain barmain di sinetron Demi Masa (DM), ia juga terlibat di sinetron Kiamat Sudah Dekat (KSD), dan acara sahur Sahur Untuk Semua yang ditayangkan setiap hari di SCTV. Dua sinetron yang dimainkannya merupakan karya rumah produksi miliknya, Demi Gisela Citra Sinema. Sampai Ramadan berjalan sepertiga waktu, tiap hari ia masih syuting. Kesibukannya bertambah karena di sinetron KSD, ia juga merangkap sebagai sutradara. "Tapi seminggu lagi Demi Masa selesai syuting. Jadi nanti agak longgar waktunya," tutur Deddy lega. Ditanya soal membagi waktu antara pekerjaan dan ibadah di bulan Ramadan, ia menjawab diplomatis. "Sebenarnya itu juga biasa saja, kok. Bekerja juga adalah ibadah. Aneh kalau kerja bukan ibadah. Apalagi, dua sinetron ini punya pesan moral yang tinggi," ujarnya. Dalam KSD, ia berusaha menawarkan tiga pemikirannya. Pertama, belajar agama menarik bagi siapa saja. "Kedua, mengingatkan orang bahwa kiamat memang sudah dekat, jadi segeralah bertobat. Ketiga, komunitas atau kelompok yang biasanya kita lihat seolah jauh dari agama, ternyata membutuhkan Tuhan juga," ujarnya. Meski sinetron ini juga mengambil cerita para rocker dan mengandung unsur komedi, Deddy mengatakan sinetron ini digarap dengan sangat serius. "Kalaupun akhirnya muncul tawa setelah menontonnya, itu adalah tawa yang perlu direnungkan," tuturnya berfilosofi. Selain tampil di sinetron dan variety show, ia juga muncul di layar kaca karena membintangi iklan makanan sosis dan obat mag versi Ramadan. "Soal iklan tidak ada yang istimewa. Selama jenis iklannya tidak sama, boleh saja diambil. Jadi tidak ada batasan tertentu dalam mengambil tawaran iklan," paparnya. Soal rezeki yang "membanjir" ini, Deddy merasa hal itu terjadi tidak hanya di bulan Ramadan. "Setiap hari kita punya banyak rezeki. Rezeki, kan, tidak hanya berupa harta," tutur pria yang berencana menghabiskan Lebaran di Jakarta bersama keluarga besarnya ini merendah. Manajemen Qolbu Televisi Memasok 6 Stasiun Televisi Tak salah lagi, tiap Ramadan merupakan masa panen MQTV (Manajemen Qolbu Televisi) pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym. Tercatat 6 stasiun televisi, yaitu RCTI, TPI, TransTV, SCTV, TV7, dan antv, bekerja sama dengan MQTV dalam menyuguhkan program acara Ramadan. Di 6 stasiun televisi tersebut, terdapat 8 program talk show dan sinetron yang diproduksi sendiri oleh MQTV. Sedangkan dalam 3 acara lainnya, yaitu Kumandang Cinta (RCTI), road show Rindu Menebar Amal (RCTI) dan siaran langsung Indahnya Kebersamaan Special Ramadan (SCTV), MQTV berperan menyelenggarakan kegiatan off air-nya. Direktur MQTV, Dudung Abdul Ghany, mengaku dalam setahun belakangan ini, perusahaan yang berdiri tahun 2002 itu memang berkembang sangat pesat. "Setiap tahun memang ada perkembangan. Tahun lalu kami memproduksi 5 program acara. Tahun ini, alhamdulillah, sudah bisa 8," ungkap Dudung yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu (15/10). Kesuksesan MQTV mendulang emas di Ramadan tahun ini, menurut Dudung, didukung oleh tiga faktor utama. "Yang pertama, kami bisa berhasil karena konten atau isi acara yang kami produksi. Manajemen Qolbu itu sangat melekat di hati masyarakat, dan itu merupakan kekuatan utama, membuat kami tetap konsisten. Faktor kedua adalah networking. Kami menjaga hubungan baik dengan semua stasiun TV. Jualan program acara, kan, bukan seperti jualan kue. Kami berusaha menjual kreativitas, akan ada pembicaraan panjang dengan stasiun TV yang mau bekerja sama. Yang ketiga, dukungan masyarakat. Ini bisa dilihat dari rating. Ketiga faktor ini menjadi penentu kesuksesan kami," jelas Dudung. Jangan heran jika kemudian MQTV dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit. Walau enggan menyebut jumlah pastinya, Dudung mengaku nilai kontrak tahun ini secara keseluruhan, meningkat sangat besar dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, "Peningkatannya mencapai 70 persen dari tahun lalu. Tapi yang terpenting, kan, bukan itu. Kami mendirikan perusahaan ini karena ingin lebih luas dalam berdakwah, bukan murni bisnis," ujar Dudung



Laris-Manis di Bulan RamadanREZEKI & IBADAH JALAN BERIRINGAN
Memasuki bulan Ramadan peta program televisi berubah. Seperti menangguk berkah, ada sejumlah selebriti yang cukup menonjol menggawangi sejumlah acara. Sulit dipungkiri, sosok mereka jadi daya tarik buat stasiun televisi untuk menyemarakkan program Ramadan. Ada, lo, yang terpaksa menolak tawaran job agar masih punya waktu bersama keluarga. 

Ineke Koesherawati
Ada yang Terpaksa Ditolak


Seperti yang sudah-sudah, Ramadan kali ini pun wajah cantik Ineke Koesherawati nyaris setiap hari menyapa pemirsa layar kaca. Istri dari Fahmi Darmawansyah ini memang satu dari sedikit artis favorit para produser acara teve, yang diyakini mampu menyedot perhatian khalayak khususnya pada bulan Ramadan.
KLIK - Detail
Keyakinan para produser ini sepertinya tak salah. Selain karena figur Ineke yang sudah beberapa tahun ini menutup aurat dan jauh dari gosip miring memang layak untuk dijadikan tauladan, kemampuan akting dan presenting Ine juga patut diancungkan jempol. Selain itu, Ine juga bukan artis yang aji mumpung.

Selektivitas Ine dalam memilih peran terlihat dari seringnya perempuan bertubuh semampai ini menolak tawaran membintangi sinetron religi yang belakangan marak di berbagai stasiun televisi. "Ada yang terpaksa aku tolak karena memang enggak pas waktunya. Tapi banyak juga yang kutolak karena enggak cocok dengan ceritanya."

Ine juga tak pernah ragu menolak sinetron religi yang dibungkus hal mistis, meski dirinya dijanjikan bayaran amat tinggi. "Sinetron yang seperti itu aku hindari. Aku bahkan prihatin, sinetron religi belakangan ini banyak yang menjurus pada cerita horor. Isinya tentang setan semua. Aku enggak suka. Memang, Allah menciptakan jin. Tetapi, apa yang digambarkan sinetron-sinetron itu, berlebihan dan seperti membodohi masyarakat."

Sebenarnya, Ine mengaku amat bahagia jika bisa terlibat dalam sinetron maupun acara-acara yang bernuansa agama. "Apalagi kalau konsep atau ceritanya memang bagus. Dengan begitu, kerjaku benar-benar ibadah. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi insya Allah juga bermanfaat untuk orang lain," jelas Ine sambil tersenyum manis.

Alasan itu pulalah yang membuat Ine tak ragu-ragu untuk menerima berbagai tawaran kerja selama Ramadan. "Aku itu justru senang punya banyak kegiatan. Enggak betah rasanya kalau hanya diam dan bengong di rumah," ujar perempuan yang selama Ramadan ini harus syuting untuk 4 acara. "Sinetron Mutiara Hati dan program Sahur Untuk Semua. Keduanya tayang di SCTV. Selain itu, saya juga jadi host di program Jalan Takwa (SCTV) dan Sebuah Kesaksian (Lativi)."

Meski begitu, "Jadwalku enggak sepadat yang diduga banyak orang, kok. Untuk sinetron, kami sudah syuting jauh-jauh hari. Jadi sekarang lebih santai, hanya melengkapi yang kurang-kurang." Sementara Sahur Untuk Semua, "Aku enggak ambil full 30 episode, melainkan hanya 10 episode. Tadinya SCTV minta 15 episode, sementara aku inginnya cuma 5 episode aja. Akhirnya diambil jalan tengah, 10 episode."

Kok, hanya sedikit? "Aku enggak mau keteteran. Tahun lalu, aku mau full mengisi program sahur di RCTI, karena enggak nerima kerjaan yang lain. Jadi siangnya aku masih bisa istirahat di rumah. Nah, tahun ini, kan, aku masih ada syuting sinetron dan acara lainnya. Jadi, harus lebih mengatur waktu," jelas Ine yang akhirnya malah jadi bisa lebih banyak menemani sang suami bersantap sahur.

"Sebenarnya suamiku enggak pernah punya permintaan khusus, seperti ditemani sahur. Tapi memang, hikmah dari keputusan hanya mengambil 10 episode acara sahur ini, aku dan suami jadi bisa sering sahur bersama. Dan ini bikin suamiku senang minta ampun," ujar Ine yang sebisanya selalu menyiapkan makanan dan minuman untuk sang suami sahur dan berbuka.

"Kalau untuk berbuka, aku memang maunya selalu bareng suami. Buatku hal ini wajib, harus hukumnya. Makanya, setiap kali ada tawaran kerja atau acara yang waktunya bertepatan dengan Ramadan, jauh-jauh hari aku sudah menetapkan syarat, 'Selama Ramadan hanya bisa syuting atau kerja hingga jam 17.00.' Alhamdulillah, sejauh ini syarat itu selalu bisa terpenuhi."

Deddy Mizwar
Pemain Sekaligus Sutradara


Ramadan kali ini, bisa dibilang Deddy Mizwar lebih sibuk dibanding hari biasa. Selain barmain di sinetron Demi Masa (DM), ia juga terlibat di sinetron Kiamat Sudah Dekat (KSD), dan acara sahur Sahur Untuk Semua yang ditayangkan setiap hari di SCTV. Dua sinetron yang dimainkannya merupakan karya rumah produksi miliknya, Demi Gisela Citra Sinema. Sampai Ramadan berjalan sepertiga waktu, tiap hari ia masih syuting.

KLIK - DetailKesibukannya bertambah karena di sinetron KSD, ia juga merangkap sebagai sutradara. "Tapi seminggu lagi Demi Masa selesai syuting. Jadi nanti agak longgar waktunya," tutur Deddy lega.

Ditanya soal membagi waktu antara pekerjaan dan ibadah di bulan Ramadan, ia menjawab diplomatis. "Sebenarnya itu juga biasa saja, kok. Bekerja juga adalah ibadah. Aneh kalau kerja bukan ibadah. Apalagi, dua sinetron ini punya pesan moral yang tinggi," ujarnya.
Dalam KSD, ia berusaha menawarkan tiga pemikirannya. Pertama, belajar agama menarik bagi siapa saja. "Kedua, mengingatkan orang bahwa kiamat memang sudah dekat, jadi segeralah bertobat. Ketiga, komunitas atau kelompok yang biasanya kita lihat seolah jauh dari agama, ternyata membutuhkan Tuhan juga," ujarnya.

Meski sinetron ini juga mengambil cerita para rocker dan mengandung unsur komedi, Deddy mengatakan sinetron ini digarap dengan sangat serius. "Kalaupun akhirnya muncul tawa setelah menontonnya, itu adalah tawa yang perlu direnungkan," tuturnya berfilosofi.
Selain tampil di sinetron dan variety show, ia juga muncul di layar kaca karena membintangi iklan makanan sosis dan obat mag versi Ramadan. "Soal iklan tidak ada yang istimewa. Selama jenis iklannya tidak sama, boleh saja diambil. Jadi tidak ada batasan tertentu dalam mengambil tawaran iklan," paparnya.

Soal rezeki yang "membanjir" ini, Deddy merasa hal itu terjadi tidak hanya di bulan Ramadan. "Setiap hari kita punya banyak rezeki. Rezeki, kan, tidak hanya berupa harta," tutur pria yang berencana menghabiskan Lebaran di Jakarta bersama keluarga besarnya ini merendah.


Manajemen Qolbu Televisi
Memasok 6 Stasiun Televisi

Tak salah lagi, tiap Ramadan merupakan masa panen MQTV (Manajemen Qolbu Televisi) pimpinan KH. Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym. Tercatat 6 stasiun televisi, yaitu RCTI, TPI, TransTV, SCTV, TV7, dan antv, bekerja sama dengan MQTV dalam menyuguhkan program acara Ramadan. Di 6 stasiun televisi tersebut, terdapat 8 program talk show dan sinetron yang diproduksi sendiri oleh MQTV. Sedangkan dalam 3 acara lainnya, yaitu Kumandang Cinta (RCTI), road show Rindu Menebar Amal (RCTI) dan siaran langsung Indahnya Kebersamaan Special Ramadan (SCTV), MQTV berperan menyelenggarakan kegiatan off air-nya.

KLIK - DetailDirektur MQTV, Dudung Abdul Ghany, mengaku dalam setahun belakangan ini, perusahaan yang berdiri tahun 2002 itu memang berkembang sangat pesat. "Setiap tahun memang ada perkembangan. Tahun lalu kami memproduksi 5 program acara. Tahun ini, alhamdulillah, sudah bisa 8," ungkap Dudung yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu (15/10).

Kesuksesan MQTV mendulang emas di Ramadan tahun ini, menurut Dudung, didukung oleh tiga faktor utama. "Yang pertama, kami bisa berhasil karena konten atau isi acara yang kami produksi. Manajemen Qolbu itu sangat melekat di hati masyarakat, dan itu merupakan kekuatan utama, membuat kami tetap konsisten. Faktor kedua adalah networking. Kami menjaga hubungan baik dengan semua stasiun TV. Jualan program acara, kan, bukan seperti jualan kue. Kami berusaha menjual kreativitas, akan ada pembicaraan panjang dengan stasiun TV yang mau bekerja sama. Yang ketiga, dukungan masyarakat. Ini bisa dilihat dari rating. Ketiga faktor ini menjadi penentu kesuksesan kami," jelas Dudung.

Jangan heran jika kemudian MQTV dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit. Walau enggan menyebut jumlah pastinya, Dudung mengaku nilai kontrak tahun ini secara keseluruhan, meningkat sangat besar dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, "Peningkatannya mencapai 70 persen dari tahun lalu. Tapi yang terpenting, kan, bukan itu. Kami mendirikan perusahaan ini karena ingin lebih luas dalam berdakwah, bukan murni bisnis," ujar Dudung

Akhir Tragis Sebuah Kisah Cinta


"DIK, AKU MEMANG INGIN MATI BERSAMAMU"

Inilah sebuah cerita asmara berujung darah. Karena kekasihnya menikah dengan pria lain, lelaki sok jagoan ini marah-marah. Bukan hanya ancaman, pisau pun bicara.

Benar kata orang, cinta memang buta. Saking butanya, bisa jadi gelap mata karena asmara ditolak. Itulah yang terjadi pada diri Agung Priyono (29) warga Jalan Bengawan Solo, Blitar (Jatim). Karena sakit hati tak bisa memiliki sang kekasih sebagai istri, Agung membabi buta menganiaya wanita yang sudah bersuami . Setelah itu, ia berusaha bunuh diri. Beruntung, keduanya masih bisa diselamatkan.

Cerita asmara berdarah ini terjadi Senin (10/10) lalu di Rumah Sakit (RS) Syuhada Haji, Blitar. Pagi itu Chuliati (28) yang sehari-hari berprofesi sebagai perawat, tengah sibuk mendampingi dokter melakukan pemeriksaan pasien. Belum lama ia mendampingi dokter, tiba-tiba Agung, mantan kekasihnya,datang menemui dirinya. "Kamu pilih aku atau Siswanto?" ujar Agung dengan nada keras dan tidak bersahabat.

KLIK - DetailBerkali-kali Siswanto mengutarakan pertanyaan itu. Melihat gelagat yang kurang baik, Chuliati mengajak Agung menuju ruang perawat. Chuliati mengku repot menjawab. Ia memang sudah jadi istri Siswanto. Di rahimnya juga bersemayam janin berusia empat bulan, buah cinta dengan suami yang menikahinya Juni 2005 lalu.

Namun, kalau menjawab 'Siswanto', Chuliati takut karena ia melihat sebilah pisau dari balik baju Agung, yang sepertinya sengaja ditunjukkan kepadanya. "Jadi saya kerepotan mau jawab apa? Saya hanya bisa berlaku halus supaya dia tak emosi," ujar Chuliati yang masih terbaring di RS. Syuhada, tempat biasa ia merawat pasien.

KALA PISAU BICARA
Kala itu, Chuliati berusaha menenangkan Agung. "Mas, sudahlah jangan malu-maluin. Masak di rumah sakit, kok, bawa-bawa pisau segala. Sudah jangan pakai gitulah," bujuk Chuliati. Bukan hanya Chuliati yang berusaha meredam emosi Agung. Yuli, kepala ruangan yang juga menyaksikan adegan itu, berusaha menenangkan Agung.

Mungkin merasa jengkel tak mendapat jawaban yang memuaskan hatinya, Agung mengeluarkan pisau dari balik bajunya. Secepat kilat pisau yang cukup besar itu diangkat tinggi-tinggi. Lalu, diayunkan dengan gerakan memotong jari-jarinya sendiri yag diletakkan di meja. Akibatnya, jari tengahnya langsung putus, sedangkan telunjuknya kiwir-kiwir.

Adegan mengerikan di depan matanya itu, membuat Chuliati nyaris pingsan. Belum sadar apa yang terjadi, Chuliati melihat Agung mengayunkan pisau ke tubuhnya. Berkali-kali sampai Chuliati tak ingat lagi. Yang pasti ia merasakah pedih karena luka di belakang telinga, perut bagian atas, dan dua jari tangan karena ia berusaha menangkis.

Samar-samar Chuliati juga melihat, Agung seperti orang kalap. Setelah itu, Agung merobek perutnya sendiri dengan pisau di tangannya sampai luka parah. Rupanya, Agung berniat mati bersama Chuliati. Setelah melukai dirinya sendiri, tubuh Agung lunglai dan jatuh terlentang. Pisau di tangannya sudah terlepas.

Saat itulah, Chuliati menggeliat dan berusaha berdiri. Menyaksikan Chuliati masih bertahan, Agung kembali beringas. Kembali pisau digenggam. Ia beberapa kali melukai paha kiri Chuliati. "Dia baru berhenti melukai saya,setelah ia tak berhasil menarik pisau yang menancap di paha saya," ujar Chuliati menceritakan peristiwa tragis itu. Di saat jatuh terlentang, Agung berkata, "Dik, aku memang ingin mati denganmu."

Seketika itu juga, RS gempar. Langsung saja Chuliati digotong rekan-rekannya masuk ruang operasi. Lukanya lumayan berat. Chuliati masih merasa beruntung karena anak dalam kandungannya tak ikut jadi korban. "Alhamdulillah, setelah dirontgent, bayi saya sehat-sehat saja," ujar Chuli.

Sementara itu, Agung yang juga bersimbah darah dibawa polisi ke RS Mardi Waluyo. Dari empat jarinya yang luka, hanya dua yang bisa diselamatlkan. Jari tengah dan telunjuk tak bisa disambung lagi. Sedangkan luka menganga di perut berhasil dijahit melalui proses operasi.

BERMULA SALING CURHAT
Mengapa peristiwa berdarah itu terjadi? Ceritanya ternyata cukup panjang dan berliku. Tragedi berdarah itu berawal dari hubungan asmara keduanya. Chuliati, sebenarnya adalah mantan kakak ipar Agung. Chuliati pernah menikah dengan Zainal Arifin yang tak lain adalah kakak kandung Agung. Pernikahan Chuliati dan Zainal retak. Puncaknya, tahun 2003 mereka pisah ranjang.

Menurut Chuliati, perpisahan itu dipicu karena suaminya tak punya pekerjaan. "Dia tak berusaha untuk mencari pekerjaan. Praktis hanya saya yang berusaha mencari nafkah. Bagi saya itu adalah persoalan prinsip karena menyangkut tanggung jawab suami. Saya pun memutuskan pisah darinya," ujar Chuliati menceritakan.

Nah, di penghujung perpisahan dengan suaminya, dalam waktu bersamaan Agung juga tengah bermasalah dengan istrinya. Ia yang semula tinggal bersama istrinya menjadi sering pulang ke rumah orang tuanya. Sama-sama bermasalah, keduanya saling curhat. "Ia juga menceritakan, rumah tangganya sedang retak," ujar Chuli polos.

Sering bertemu dan saling curhat, bertautlah kedua hati mereka. Mereka sama-sama mengisi kekosongan hati. Namun, setahun kemudian, Chuliati merasa ada gelagat kurang baik dalam diri Agung. Chuliati merasa dijadikan sapi perahan oleh Agung. "Dia selalu minta uang kepada saya, tapi dia sendiri tak mau kerja," tambahnya.

Selain itu, Chuli juga jengkel karena Agung berlaku kasar padanya. "Suatu kali, dia pernah kehilangan dompet. Dia yang enggak hati-hati, tapi justru saya saya yang dimarahi habis-habisan," ujar Chuliati seraya mengatakan, sepeda motornya sempat dijual oleh Agung dan uangnya dihabiskan.

Tak ada pilihan lain,Chuliati perlahan-lahan meninggalkan Agung. Chuliati juga menyarankan agar Agung kembali lagi kepada istri dan anaknya. "Saya pernah melihat, istri Agung datang ke rumah mertuanya. Saya curiga, sebenarnya Agung sudah pisah dari istrinya atau tidak. Kalau pisah, kok, istrinya masih datang ke rumah mertua. Makanya saya sarankan Agung untuk balik pada istrinya lagi saja," papar Chuli.

Namun, Agung tak mau cinta terlarang itu berakhir. Bahkan, Agung mengajak Chuliati untuk segera menikah. "Sebenarnya, saya tetap ingin pisah. Sayangnya, saya tak bisa tegas. Sebab, dia selalu mengancam akan membunuh kalau saya menolaknya," paparnya.  


Biografi Abu Muhammad Daud Teupin Gajah

ABU MUHAMMAD DAUD AL YUSUFI; Ulama Kharismatik dan Pimpinan Dayah Madinatuddiniya h Babussa'adah. Beliau adalah ulama kharisma...